. b:include data='blog' name='all-. head-content'/> coretan kecilku: Oktober 2014 .
TERUS BERKARYA MESKI DALAM SEGALA KETERBATASAN

Minggu, 12 Oktober 2014

Hidup kembali


Shaloom.....

Kali ini aku akan kembali menceritakan campur tangan Tuhan dalam hidup aku, semoga peristiwa ini bisa semakin mendekatkan kita pada Sang pencipta dan bisa memotivasi kita untuk hidup ke arah yang lebih baik.

Peristiwa ini terjadi ketika menjelang kelahiran putri ke-2 aku, Tasya.
Berbeda dengan proses kelahiran putri yang pertama, kali ini istriku dan paulina aku bawa ke jombang, rumah mertua, sambil menunggu proses kelahiran yang kurang 1,5 bulan lagi.
Selama itu pula aku tinggal sendirian di rumah kontrakan,.. sepi, semuanya sendiri. Tidak ada salam hangat dari mereka baik saat berangkat maupun pulang kerja. Hari hariku terasa sangat membosankan.

Hingga pada suatu ketika, yang sebelum sebelumnya tensi darah ku normal normal saja kali ini mendadak naik tinggi bahkan mengakibatkan aku kehilangan indera penciumanku. Aku tidak bisa mencium aroma sama sekali ditambah rasa mual dan pusing yang amat sangat.
Aku benar benar bingung, aku sendirian tidak ada saudara, pandanganku serasa berputar putar (belakangan aku tahu, itu yang namanya vertigo).

Setelah mengkonsumsi obat dari dokter, memang tensi darahku kembali normal, namun indera penciumanku tidak ada tanda tanda akan kembali normal, aku tetap tidak bisa mencium bau apapun, sama sekali hampa.
Karena vertigoku masih sering kambuh, dengan ditemani rekan kerja ku, aku berobat ke RS di Sidoarjo. Aku menuju ke spesialis THT dan hasil pemeriksaan dokter aku dinyatakan normal. Aku dirujuk ke RS di Surabaya yang lebih komplit untuk melakukan pemeriksaan saraf. Saat itu juga aku langsung menuju ke RS tersebut. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan aku juga dinyatakan tidak ada masalah dengan saraf sarafku, dan dokter menangani ku merujuk aku untuk kembali melakukan pemeriksaan di bagian THT meskipun sudah aku jelaskan bahwa di RS sebelumnya aku sudah menjalaninya.

Dan lagi-lagi aku dinyatakan normal oleh dokter THT di RS tersebut. Kegelisahan mulai menyelimuti perasaan ini, betapa tidak, sudah 3 dokter spesialis yang menyatakan aku normal, tidak ada masalah dengan kesehatanku, tapi kenapa indera penciumanku tidak berfungsi?
Aku berkonsultasi dengan 2 dokter spesialis tersebut, karena mereka tidak menemukan penyakit apapun pada diriku, maka mereka menyarankan untuk melakukan scanning secara total di bagian kepalaku.
Aku benar benar takut, cemas… apa yang terjadi pada diriku sampai aku harus scanning total di bagian kepalaku???
Dan yang makin membuatku gelisah adalah biaya dari scanning itu tidak murah sedangkan sebentar lagi istriku akan melahirkan yang pastinya membutuhkan biaya juga. Dan lagi penjelasan dari dokter, itu cuma proses pemeriksaan, bukan pengobatan.

Aku beranikan diri bertanya pada mereka tentang kemungkinan terburuk apa yang akan aku alami bila aku tidak melanjutkan proses scaning tersebut. Dan jawaban dari dokter, kalau yang putus/rusak saraf yang ada di hidungku maka aku akan kehilangan indera penciumanku selamanya, namun bila yang bermasalah itu saraf dibagian otak maka aku bisa mengalami kolaps, terjadi pendarahan dan berakibat pada kematian……..
Ohhh my God…separah itukah penyakitku…. Aku terdiam tanpa kata-kata, pikiranku benar-benar kacau. Akankah semuanya akan berakhir secepat ini? Akankah aku meninggalkan anak istriku sebentar lagi….???
Tidak… hati kecil ini berontak, dan satu keyakinanku bahwa usiaku bukan mereka yang menentukan tapi DIA yang menciptakan aku yang berhak sepenuhnya atas hidup dan matiku.

Aku bertanya lagi kira-kira berapa lama waktu dari saat itu sampai pada kondisi kolaps, pendarahan dan meninggal?
Penjelasan dari dokter, hal itu tidak pasti, dengan kata lain tergantung dari kondisi pasien, bisa 3 bulan, 1 bulan atau bahkan 1 minggu.

Semakin sesak rasa di dada ini, terlintas jelas wajah anak dan istriku, apakah benar sebentar lagi kami akan berpisah tuk selamanya? Tuhan tidak kah Engkau ijinkan diri ini menyaksikan kelahiran anak ke-2 kami?.
Beribu pikiran dan pertanyaan yang menakutkan terlintas di benakku. Aku benar benar terhampar di titik terendah dalam hidup ini. Namun, jujur dalam ketakutan yang amat sangat aku masih menyimpan asa, masih berharap semua ini akan berlalu dengan indah. Tuhan tolong angkat penyakit ini dan ijinkan hamba untuk bersama sama dengan istri tercinta membesarkan dan mendidik anak-anak kami hingga menjadi manusia yang berkenan dihadapan-Mu.

Aku yakinkan segenap hati, jiwa dan kekuatanku, aku pasrahkan semuanya dalam tangan kuasa-Mu, aku putuskan untuk menghentikan proses penyembuhanku, aku konsentrasi pada proses kelahiran anak kami, sekali lagi, aku yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kami semua. Amien
Singkat cerita, anakku pun lahir dengan selamat, perempuan, cantik, kami beri nama dia Annastasya Ari Rakasiwi…. Dan yang terpenting lagi, aku masih diberi kesempatan untuk menyaksikan kelahiran putri ke-2 kami. Tuhan benar-benar mengasihiku, aku masih diberiNYA kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam membesarkan, merawat dan mendidik anak anak ku  bersama istri ku. Terimakasih Tuhan atas nikmat ini.
Lambat laun indera penciumanku kembali normal, aku sudah bisa mencium berbagai macam aroma, kembali seperti awal mula dulu…terimakasih ya Tuhanku, Engkau telah sudih karuniakan sesuatu yang sangat berharga ini.

Dan 1hal lagi yang Tuhan berikan padaku sehubungan dengan peristiwa ini, aku terbebas dari rasa mabuk darat yang amat menyiksa. Sekedar kilas balik, setiap kali aku naik angkutan umum apapun itu jenisnya, bisa dipastikan aku pasti mabuk darat walaupun naik hanya sebentar. Namun sejak peristiwa itu aku sudah tahan terhadap mabuk darat.

-----------------------------------------------------
Ternyata Tuhan mempunyai rencana yang sangat sangat indah dalam perjalanan hidupku. Kasih Tuhan tiada batas dan tiada akhir. Tetaplah bersabar dalam setiap doa kita wahai sahabat, bertekunlah dalam pengharapan…… semuanya akan indah pada waktunya.


Shalooom………….