Hari itu aku berangkat bersama putri pertama ku, Paulina. Kami
agak kesiangan, sepertinya Paulina bisa terlambat datang ke sekolahnya.
Terjadi peristiwa kecil yang membuatku semakin menyadari
bahwa Tuhan itu sangat dekat dengan kami, bahkan bukan lagi sangat dekat tapi
Tuhan benar benar senantiasa menyertai setiap langkah kami
Ban sepeda motorku kempes, aku bawa ke tukang tambal ban
untuk tambah angin. Setelah dipompa kami berniat melanjutkan perjalanan lagi.
Tapi ternyata banku bocor dan terdengar suara angin kluar dari banku…ceeessss.
Waduuuhhh…sudah kesiangan, ehh malah pakai acara ban bocor
segala,….
Paulina aku suruh naik bus saja dari pada dia terlambat,
tapi dia gak mau karena jalan raya pasti macet dan bisa terlambat. Tapi kalau aku
tambalkan banku di situ, itu artinya sama saja pasti terlambat.
Aku bingung, mesti bagaimana ini…nambal ban dulu paulina
bisa terlambat, kalau gak nambal ban dulu apa iya mungkin sepeda motor ku bisa
dinaiki.
Akhirnya kami naiki lagi sepeda motorku meskipun tadi
sehabis dipompa terdengar bunyi ceeeesss, dengan perhitungan kalau nanti sampai
jalan raya ternyata kempes lagi paulina bisa naik bus. Ternyata sampai jalan
raya ban masih aman tidak ada tanda tanda mau kempes. Dan ternyata kami bisa
sampai di sekolah paulina tanpa menambah angin lagi apalagi menambal ban, dan
satu lagi yang seru, ternyata dari tadi kami Cuma pakai helm 1….hehe (maaf pak
polisi, darurat)
Setelah mengantar Paulina, aku langsung menuju ke tempat
kerjaku, kurang lebih 45 menit perjalanan. Aku berniat menambalkan dulu ban
sepeda motorku.
Singkat cerita, puji Tuhan aku sampai di tempat kerja dengan
selamat tanpa menambah angin dan tanpa
menambalkan ban.
Pulang kerja, keluar dari tempat kerja, aku lihat ban sepeda
motorku kempes. Aku tambalkan, dan yang sedikit mengherankan adalah ban dalamnya
bocor, dan ban luarnya juga sampai ada lubang.
Di sini lah bukti kuat bahwa Tuhan benar benar menyertai ku.
Secara teori manusia, mestinya ban ku pasti kempes dan kami tidak bisa
melanjutkan perjalanan tanpa memompa
ulang atau tanpa menambal ban, apalagi
jarak rumah dan tempat kerja lumayan jauh. Tapi di sini Tuhan berbicara lain,
kami bisa tiba di tempat tujuan kami masing masing dengan selamat, tanpa tambal
ban dan yang lebih istimewa lagi…. tanpa terlambat.
Terimakasih Tuhan, terimakasih atas segala yang telah Engkau
berikan pada kami, dan bantulah kami untuk selalu bisa merasakan kasih sayang Mu kepada kami, bantu kami untuk selalu bisa bersyukur atas semua karuniamu….. Amien.